Aldyprayoga76@gmail.com

It's Will Everglow

Friday 21 July 2017

Monday 4 April 2016

PENGERTIAN DAN KONFIGURASI FRAME RELAY

PENGERTIAN FRAME RELAYwan.gifFrame Relay adalah protokol WAN yang beroperasi pada layer pertama dan kedua dari model OSI, dan dapat diimplementasikan pada beberapa jenis interface jaringan. Frame relay adalah teknologi komunikasi berkecepatan tinggi yang telah digunakan pada ribuan jaringan di seluruh dunia untuk menghubungkan LAN, SNA, Internet dan bahkan aplikasi suara/voice.
Frame relay adalah cara mengirimkan informasi melalui wide area network (WAN) yang membagi informasi menjadi frame atau paket. Masing-masing frame mempunyai alamat yang digunakan oleh jaringan untuk menentukan tujuan. Frame-frame akan melewati switch dalam jaringan frame relay dan dikirimkan melalui “virtual circuit” sampai tujuan.
Fitur Frame Relay
Beberapa fitur frame relay adalah sebagai berikut:
  1. Kecepatan tinggi
  2. Bandwidth Dinamik
  3. Performansi yang baik/ Good Performance
  4. Overhead yang rendah dan kehandalah tinggi (High Reliability)
Perangkat Frame Relay
Sebuah jaringan frame relay terdiri dari “endpoint” (PC, server, komputer host), perangkat akses frame relay (bridge, router, host, frame relay access device/FRAD) dan perangkat jaringan (packet switch, router, multiplexer T1/E1). Perangkat-perangkat tersebut dibagi menjadi dua kategori yang berbeda:
framerelaywan.gif
  • DTE: Data Terminating Equipment
DTE adalah node, biasanya milik end-user dan perangkat internetworking. Perangkat DTE ini mencakup “endpoint” dan perangkat akses pada jaringan Frame Relay. DTE yang memulai suatu pertukaran informasi.
  • DCE: Data Communication Equipment
DCE adalah perangkat “internetworking” pengontrol “carrier”. Perangkat-perangkat ini juga mencakup perangkat akses, teatpi terpusat di sekitar perangkat jaringan. DCE merespon pertukaran informasi yang dimulai oleh perangkat DTE.
Virtual Circuit (VC) Frame Relay
Suatu jaringan frame relay sering digambarkan sebagai awan frame relay (frame relay cloud), karena jaringan frame relay network bukan terdiri dari satu koneksi fisik antara “endpoint” dengan lainnya, melainkan jalur/path logika yang telah didefinisikan dalam jaringan. Jalur ini didasarkan pada konsep virtual circuit (VC). VC adalah dua-arah (two-way), jalur data yang didefinisikan secara software antara dua port yang membentuk saluran khusur (private line) untuk pertukaran informasi dalam jaringan.Terdapat dua tipe virtual circuit (VC):
  • Switched Virtual Circuit (SVC)
  • Permanent Virtual Circuit (PVC)
Switched Virtual Circuit (SVC)
Switched Virtual Circuits (SVC), adalah koneksi sementara yang digunakan ketika terjadi transfer data antar perangkat DTE melewati jaringan Frame Relay. Terdapat empat status pada sebuah SVC:
svc.gif
Empat status pada SVC :
  1. Call setup
  2. Data transfer
  3. Idling
  4. Call termination
Status SVC
Call Setup
svc_setup.gif
Call Setup: Dalam status awal memulai komunikasi, virtual circuit (vc) antar dua perangkat DTE Frame Relay terbentuk.
Data Transfer
svc_data.gif
Data Transfer: Kemudian, data ditransfer antar perangkat DTE melalui virtual circuit (vc).
Idling
svc_idle.gif
Idling: Pada kondisi “idling”, koneksi masih ada dan terbuka, tetapi transfer data telah berhenti.
Call Termination
svc_terminate.gif
Call Termination: Setelah koneksi “idle” untuk beberapa perioda waktu tertentu, koneksi antar dua DTE akan diputus.
Permanent Virtual Circuit (PVC)
pvc.gif
PVC adalah jalur/path tetap, oleh karena itu tidak dibentuk berdasarkan permintaan atau berdasarkan “call-by-call”. Walaupun jalur aktual melalui jaringan berdasarkan variasi waktu ke waktu (TDM) tetapi “circuit” dari awal ke tujuan tidak akan berubah. PVC adalah koneksi permanen terus menerus seperti “dedicated point-to-point circuit”.
Perbandingan PVC vs SVC
PVC lebih populer karena menyediakan alternatif yang lebih murah dibandingkan “leased line”. Berbeda dengan SVC, PVC tidak pernah putus (disconnect), oleh karena itu, tidak pernah terdapat status “call setup” dan “termination”. Hanya terdapat 2 status :
  • Data transfer
  • Idling
Format Frame “Frame Relay” 
Struktur Frame
Dalam sebuah frame Frame Relay, paket data user tidak berubah, Frame Relay menambahkan header dua-byte pada paket. Struktur frame adalah sebagai berikut:
framerelay_frame.gif
  • Flags – menandakan awal dan akhir sebuah frame
  • Address – terdiri dari DCLI (data link connection identifier), Extended Address (EA), C/R, dan “Congestion control information”
  • DLCI Value – menunjukkan nilai dari “data link connection identifier”. Terdiri dari 10 bit pertama dari “Address field”/alamat.
  • Extended Address (EA) – menunjukkan panjang dari “Address field”, yang panjangnya 2 bytes.
  • C/R – Bit yang mengikuti byte DLCI dalam “Address field”. Bit C/R tidak didefinisikan saat ini.
  • Congestion Control – Tiga bit yang mengontrol mekanisme pemberitahuan antrian (congestion) Frame Relay.
  • Data – terdiri dari data ter-encapsulasi dari “upper layer” yang panjangnya bervariasi.
  • FCS – (Frame Check Sequence) terdiri dari informasi untuk meyakinkan keutuhan frame.
Pendeteksi Error pada Frame Relay
Frame Relay menerapkan pendeteksi “error” pada saluran transmisi, tetapi Frame Relay tidak memperbaiki “error”. Jika terdeteksi sebuah “error”, frame akan dibuang (discarded) dari saluran transmisi. Proses seperti ini disebut :
Cyclic redundancy check (CRC)
Cyclic redundancy check (CRC) adalah sebuah skema “error-checking” yang mendeteksi dan membuang data yang rusak (corrupted). Fungsi yang memperbaiki error (Error-correction) (seperti pengiriman kembali/retransmission data) diserahkan pada protokol layer yang lebih tinggi (higher-layer).
Implementasi Frame Relay
Frame Relay dapat digunakan untuk jaringan publik dan jaringan “private” perusahaan atau organisasi.
Jaringan Publik
Pada jaringan publik Frame Relay, “Frame Relay switching equipment” (DCE) berlokasi di kantor pusat (central) perusahaan penyedia jaringan telekomunikasi. Pelanggan hanya membayar biaya berdasarkan pemakain jaringan, dan tidak dibebani administrasi dan pemeliharan perangkat jaringan Frame Relay.
Jaringan “Private”
Pada jaringan “private” Frame Relay, administrasi dan pemeliharaan jaringan adalah tanggungjawab perusahaan (private company). Trafik Frame Relay diteruskan melalui “interface” Frame Relay pada jaringan data. Trafik “Non-Frame Relay” diteruskan ke jasa atau aplikasi yang sesuai (seperti “private branch exchange” [PBX] untuk jasa telepon atau untuk aplikasi “video-teleconferencing”).


CONTOH KONFIGURASI FRAME RELAY


Anggap saja router0 lokasinya di Indonesia, yang router1 di atas itu lokasinya di amerika.

Pertama letakkan dulu satu persatu device, router 2, lalu cloud pada device wan emulator, pilih yang generic biasa, wan emulator sebenarnya adalah sebuah device seperti router untuk mendukung protocol ini, di paket tracer device ini tidak data di konfigurasi secara command line.

Untuk konfigurasi router

Router0
Router(config)# int se0/0/0
Router(config-if)# ip address 192.168.1.1 255.255.255.0
Router(config-if)# encapsulation frame-relay
Router(config-if)# frame-relay interface-dlci 101
Router(config-if)# no sh

Router1
Router(config-if)# ip address 192.168.1.2 255.255.255.0
Router(config-if)# encapsulation frame-relay
Router(config-if)# frame-relay interface-dlci 201
Router(config-if)# no sh

Konfigurasi router cukup sampe sini, saya waktu belajar ini pertanyaan saya kok antar router tapi networknya sama ya?? Kedua router tsb berada pada network 192.168.1.0/24, mungkin saya jawab gini, kedua router tersebut punya satu perusahaan internasional berbasis di Indonesia, dan untuk mengembangkan jaringan perusahaan ke berbagai benua perusahaan tsb menggunakan frame relay, jadi kenapa kok networknya sama?, ya iya, soalnya itu analoginya satu perusahaan, kenapa kok satu network tapi repot banget gitu, yak arena letak antar router yang sangat jauh, Indonesia amerika, selain itu untuk pemakaian frame relay jugaa harus menggunakan device perantara antar router.

Menggunakan frame relay juga dapat meningkatkan keamanan tansmisi data, karena protocol frame relay berbeda dengan TCP/IP yang umum digunakan masyarakat awam, jadi tidak mungkin data frame relay di sadap menggunakan protocol TCP/IP.

Next coba di klik untuk device WAN emulator

Muncul window seperti ini, klik ke tab config dan arahkan ke interface yang berhadapan langsung dengan router0 dan router1



 Untuk pengisian LMI biarkan pada CISCO, untuk DLCI dan Name ini yang saya tuliskan kebiasaan saya, jadi terserah mau ikut kebiasaan saya atau tidak hehe. Pada DLCI serial0, mengarah ke router0 saya isikan 101, artinya router ke 1 menggunakan jalur ke 1, jika ada lagi tambahan router, maka saya tambahkan 102, router 1 ke router ke 2 dst. Jadi di konfigurasi router dan cloud saya menggunakan DLCI 101, untuk serial1 yang menghadap ke router1 di amerika :D, saya memakai DLCI 201 artinya router ke 2 menggunakan jaur ke 1, jika ada penambahan router ya mengikuti penjelasan sebelumnya. Untuk nama bisa diisi terserah, tapi sekali lagi kebiasaan saya menggunakan nomor DLCI juga sebagai nama.

Hasinya  Router0 sampai dengan selamat ke router1


Tinggal tambahkan sedikit inovasi dan situasisasi hasilnya seperti ini.



Tuesday 22 March 2016

SPANNING TREE PROTOCOL (STP)

          Spanning-Tree Protocol (STP) adalah protokol yang digunakan untuk memastikan tidak adanya loop di suatu jaringan. Jika kita punya dua buah switch yang dihubungkan satu sama lain dengan dua kabel, jika tidak ada STP maka paket broadcast dari switch pertama akan dikirimkan ke switch yang kedua melalui dua link tersebut, dan oleh switch yang kedua paket broadcast tersebut akan dikirimkan kembali melalui dua link itu lagi. Ini yang disebut switching loop, dan paket broadcast akan membuat suatu kondisi loop yang disebut broadcast storm. Broadcast strom adalah ebuah kejadian yang tidak diiginkan pada network yang disebabkan oleh transmisi secara serentak dari sejumlah broadcast yang melalui segmen network tersebut. Kejadian seperti ini dapat membuat bandwidth network kewalahan, yang mengakibatkan time-out.
          Spanning-Tree Protocol (STP) yang sudah distandarkan menjadi IEEE 802.1D, menggunakan algoritma ciptaan Radia Perlman untuk memutuskan loop dengan cara membuat status dari salah satu port dari kedua link tsb menjadi blocking. Algoritma tersebut membuat switching tree dengan salah satu switch sebagai akar (disebut root bridge), dan switch yang lain bisa terhubung ke root hanya dengan satu uplink. Semua alternatif link akan di block, sehingga kita seolah-olah membuat tree dengan cabang-cabang yang hanya memiliki satu link untuk menuju root.
         STP adalah protokol yang terdapat di layer 2 OSI yang berfungsi untuk memastikan tidak adanya loop pada topologi pada jaringan LAN. STP memungkinkan seop pada bridge, ataupun mendisable -buah jaringan untuk memasukkan link yang sedang senggang (tambahan) untuk menyediakan backup otomatis jika link utama yang sedang aktif gagal, tanpa bahaya loenable link backup ini secara manual. Bridge loop harus dihindari. karena itu bisa membuat sebuah network terjadi flooding.
Tugas STP meliputi :
· Menentukan root bridge.
· Menentukan leased cost path. (0 - 240) atau (0 - 64000).
· Menonaktifkan root path.
Urutan konfigurasi STP yaitu :
· Host yang berkomunikasi harus berada dalam satu VLAN yang sama.
· Berikan konfigurasi trunking.
· Berikan konfigurasi STP.
         Cara kerja STP yaitu dengan memilih satu switch sebagai root, jadi paket yang akan dilewatkan harus melewati switch root terlebih dahulu. Kelebihan STP dapat menyediakan sistem jalur backup & juga mencegah loop yang tidak diinginkan pada jaringan yang memiliki beberapa jalur menuju ke satu tujuan dari satu host. Loop terjadi bila ada route / jalur alternative diantara host-host. Untuk menyiapkan jalur back up, STP membuat status jalur back up menjadi stand by atau diblock. STP hanya membolehkan satu jalur yang active (fungsi pencegahan loop) diantara dua host namun menyiapkan jalur back up bila jalur utama terputus.

CONTOH KONFIGURASI STP
Skema Jaringan STP
Membuat skema jaringan  STP di Packet Tracer
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

Siapkan 3 buah Switch yang ada pada Device Box pada bagian Switches
Siapkan 4 buah PC yang ada pada Device Box pada bagian End Devices.
Hubungkan keempat PC dan switch dengan menghubungkan kabel straight yang berada di Device Box pada bagian Connections lalu pilih Copper Straight-Over. Dengan ketentuan sebagai berikut :
PC 1 FastEthernet -> S2 FastEthernet 0/11
PC 2 FastEthernet -> S2 FastEthernet 0/18
PC 3 FastEthernet -> S2 FastEthernet 0/6
PC 4 FastEthernet -> S1 FastEthernet 0/3
Dan switch dengan switch menggunakan kabel Cross. Dengan ketentuan sebagai berikut :
S2 FastEthernet0/2 -> S3 FastEthernet0/2 
S2 FastEthernet0/1 -> S1 FastEthernet0/1
S1 FastEthernet0/2 -> S3 FastEthernet0/1
Klik PC yang ada di Logical workspace pilih desktop pilih IP Configuration, lalu setting alamat IP Address tiap PC yang berada dalam satu network dengan setingan IP Addressnya :
PC 1
IP Address           : 172.17.10.21
Subnet Mask       : 255.255.255.0
Default Gateway : 172.17.10.254
PC 2
IP Address           : 172.17.10.22
Subnet Mask       : 255.255.255.0
Default Gateway : 172.17.10.254
PC 3
IP Address           : 172.17.10.23
Subnet Mask       : 255.255.255.0
Default Gateway : 172.17.10.254
PC 4
IP Address           : 172.17.10.27
Subnet Mask       : 255.255.255.0
Default Gateway : 172.17.10.254
Konfigurasi STP
Klik di switch 1, buka CLI dan tulis show vlan brief untuk melihat vlan apa saja yang aktif.
Konfigurasi Switch1, Switch2 dan Switch3. 
Klik Switch – CLI – Lalu ketikan syntax seperti dibawah ini. 
Switch>enable
Switch#configure terminal
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Switch(config)#hostname S1
S1(config)#enable secret class
S1(config)#no ip domain-lookup
S1(config)#line console 0
S1(config-line)#password cisco
S1(config-line)#login
S1(config-line)#line vty 0 15
S1(config-line)#password cisco
S1(config-line)#login
S1(config-line)#end
%SYS-5-CONFIG_I: Configured from console by console
S1#copy running-config startup-config
Destination filename [startup-config]?
Building configuration...
[OK]
Shutdown semua interface pada S1, S2 dan S3. Klik Switch – CLI – Lalu Ketikan syntax seperti dibawah ini.
Untuk Switch 1 :
S1(config)#interface range fa0/1-24
S1(config-if-range)#shutdown
S1(config-if-range)#interface range gi0/1-2
S1(config-if-range)#shutdown
Untuk Switch 2 :
S2(config)#interface range fa0/1-24
S2(config-if-range)#shutdown
S2(config-if-range)#interface range gi0/1-2
S2(config-if-range)#shutdown
Untuk Switch 3 :
S3(config)#interface range fa0/1-24
S3(config-if-range)#shutdown
S3(config-if-range)#interface range gi0/1-2
S3(config-if-range)#shutdown
Mengubah Mode pada Switch1 dan Switch2 menjadi Mode Access. Klik Switch – CLI – Lalu ketikan syntax seperti dibawah ini.

Untuk Switch1 :
S1(config)#interface fa0/3
S1(config-if)#switchport mode access
S1(config-if)#no shutdown
Untuk Switch2 :
S2(config)#interface range fa0/6, fa0/11, fa0/18
S2(config-if-range)#switchport mode access
S2(config-if-range)#no shutdown 
  
Mengubah Mode pada Switch1, Switch2 dan Switch3 menjadi Mode Trunk. Klik Switch – CLI – lalu ketikan syntax seperti dibawah ini.
Untuk Switch1 :
S1(config-if-range)#interface range fa0/1, fa0/2
S1(config-if-range)#switchport mode trunk
S1(config-if-range)#no shutdown
Untuk Switch2 :
S2(config-if-range)#interface range fa0/1, fa0/2
S2(config-if-range)#switchport mode trunk
S2(config-if-range)#no shutdown
Untuk Switch3 :
S3(config-if-range)#interface range fa0/1, fa0/2
S3(config-if-range)#switchport mode trunk
S3(config-if-range)#no shutdown

Konfigurasi Interface Address pada semua Switch. Klik Switch – CLI – Lalu ketikan syntax seperti dibawah ini. 
Untuk Switch1 :
S1(config)#interface vlan1
S1(config-if)#ip address 172.17.10.1 255.255.255.0
S1(config-if)#no shutdown
Untuk Switch2 :
S2(config)#interface vlan1
S2(config-if)#ip address 172.17.10.2 255.255.255.0
S2(config-if)#no shutdown
Untuk Switch3 :
S3(config)#interface vlan1
S3(config-if)#ip address 172.17.10.3 255.255.255.0
S3(config-if)#no shutdown
Kemudian mengecek Show Spanning Tree yang sudah dibuat. 
Klik Switch – CLI – Lalu Ketikan syntax dibawah ini.
Untuk switch S1#show spanning-tree
Untuk switch S2#show spanning-tree
Untuk switch S3#show spanning-tree

HASIL KONFIGURASI
Untuk mengecek apakah Simulasi Jaringan VTP yang tadi sudah dibuat berjalan dengan baik atau tidak dapat dilakukang dengan cara PING. Jika muncul tulisan Reply from 172.17.10.21: bytes=32 time=1ms TTL=128 maka laptop telah terhubung dan terkoneksi dengan baik.
PC 4 -> PC 1

Friday 18 March 2016

Penerus Iphone 6s

Belakangan ini sering muncul bocoran tentang smartphone terbaru dari Apple, yakni iPhone 7. Kini beredar lagi tiga foto yang berasal dari Tiongkok, beberapa dari bocoran menampakan sisi belakang dari smartphone yang tampak menampilkan setup dual kamera. Fitur dual kamera tersebut tampaknya akan terdapat pada iPhone 7 varian tertentu atau mungkin semua varian bakal memiliki dual camera.
iPhone 7
Seperti yang diketahui, rumor sebelumnya mengatakan bahwa setup dual kamera hanya dimiliki oleh iPhone 7 Plus dan iPhone 7 Pro. Selain itu, garis-garis antena pada body belakang juga tidak nampak lagi. Dengan begitu, smartphone ini nampak terlihat lebih bersih dan enak untuk dipandang
Pada bagian bawah terdapat Smart Connector yang menggunakan magnet seperti yang terdapat pada iPad Pro untuk menghubungkan ke Smart Keyboard. Namun belum diketahui untuk apa konektor yang menggunakan magnet sebagai perekatnya. Mungkin ada fitur semacam Continuum pada Windows 10.
Selain foto yang menampakan sisi belakang, ada bocoran yang menampakan sisi depan dari iPhone 7. Berbeda dari seri iPhone pertama hingga iPhone 6s, pada bocoran kali ini iPhone 7 nampak tidak memiliki tombol home.
Keterangan yang menyertai foto tersebut menyebutkan bahwa fitur Touch ID telah terintegrasi dengan layar utama pada smartphone tersebut. Port audio jack 3.5mm juga tidak nampak pada smartphone tersebut. Sayangnya, iPhone 7 dan iPhone 7 Plus tidak akan diperkenalkan hingga bulan September mendatang.
Namun diharapkan, kita bakal melihat iPhone SE yang akan diluncurkan hari Selasa pekan depan. Smartphone tersebut mengemas beberapa spesifikasi iPhone 6s dalam dimensi layar 4 inci.

Source: Beritateknoloogi.com

Monday 14 March 2016

Meja Menjadi Touchscreen?

Divisi Future Lab Sony baru-baru ini memperkenalkan sebuah proyektor yang mampu mengubah sebuah objek yang memiliki permukaan menjadi sebuah layar sentuh.
sony_projector-640x372
Teknologi layar sentuh sendiri saat ini umum ditemui pada perangkat seperti smartphone, tablet, laptop, bahkan smart TV juga. Namun Sony kini akan mengubah benda sehari-hari, seperti meja menjadi sebuah layar sentuh yang unik. Hal tersebut bukan tidak mungkin dengan teknologi yang sedang dikembangkan oleh divisi Future Lab milik Sony.
Perusahaan teknologi terkemuka asal Jepang ini telah memamerkan prototipe sebuah proyektor pada ajang SXSW beberapa waktu yang lalu. Bukan proyektor biasa yang hanya menampilkan gambar, namun proyektor ini mampu mengubah semua permukaan menjadi layar sentuh yang sensitif. Menariknya, tak hanya permukaan datar saja, namun permukaan yang tidak rata sekalipun juga bisa.
Bahkan pada pengujian di SXSW kemarin, proyektor tersebut mampu membaca sentuhan pada permukaan gelas dan buku yang tidak rata. Hal tersebut dapat terjadi karena proyektor ini memiliki sejumlah sensor sehingga ia mampu membaca apa yang sudah ditampilkan di atas permukaan yang ia sorot.
Sayangnya, karena proyektor ini masih berupa prototipe yang sedang dikembangkan oleh divisi Future Lab, maka belum dapat diketahui kapan proyektor ini akan diluncurkan untuk konsumen umum.

Source : Beritateknologi.com

Xiaomi dengan Layar Lengkung??

Trend layar lengkung pada smartphone sepertinya akan mulai meningkat pada tahun ini. Jika sebelumnya hanya produk milik Samsung saja yang memiliki layar lengkung atau curved screen, maka kedepan akan semakin banyak vendor smartphone yang menggunakan layar lengkung pada smartphone buatan mereka.
xiaomiminote
Sumber berita harian Korea Selatan menyebutkan bahwa manufaktur asal Tiongkok, seperti Vivo, Huawei, dan Xiaomi dipastikan akan mendapatkan pasokan layar lengkung milik Samsung. Sementara Vivo Xplay 5 sudah diluncurkan mengusung curved screen AMOLED dari Samsung, maka selanjutnya adalah Xiaomi Mi Note 2 yang bakal mengusung layar lengkung tersebut.
Sementara Xiaomi sendiri telah meluncurkan Xiaomi Mi 5 dengan panel layar datar dengan desain yang berbeda dari seblumnya, banyak yang menganggapnya buruk bahkan ada yang mengatkan jika tombol home Mi 5 terlihat jelek. Dengan adanya kritikan yang cukup tajam tersebut, Xiaomi Mi Note 2 diharapkan bakal menawarkan apa yang tidak dimiliki oleh Mi 5.
Jika menilik tentang perangkat Xiaomi Mi Note yang meluncur beberapa tahun yang lalu, smartphone tersebut merupakan smartphone pertama yang memiliki panel belakang yang melengkung. Bahkan bisa dibilang, smartphone tersebut masih menjadi smartphone terbaik dari Xiaomi saat ini.
Rumor yang kini beredar bahwa generasi kedua dari Mi Note akan membanggakan panel melengkung Samsung Display, seperti Vivo Xplay 5, hanya daja skala pada smartphone ini lebih besar. Xiaomi Mi Note generasi pertama memiliki layar seluas 5,7 inci, jadi diharapkan generasi kedua juga datang dengan ukuran layar yang serupa.
Dibalik layar melengkungnya, perangkat akan ditenagai oleh chipset Snapdragon 820 serta kapasitas RAM sebesar 4GB sebagai standar smartphone flagship. Mi Note 2 sendiri tidak mungkin meluncur dalam waktu dekat, karena Xiaomi masih ingin meningkatkan angka penjualan Mi 5. Namun tidak diharapkan jika Mi Note 2 meluncur dalam waktu yang lama, setidaknya ada bocoran atau teaser sebagai tanda kemunculannya.


Source : Beritateknologi.com

Saturday 12 March 2016

Hierarchy Jaringan dan Cisco Architecture Enterprise



Cisco Enterprise Architecture memfasilitasi desain jaringan yang besar. Teknologi dari jaringan menjadi semakin canggih, maka diperlukan pendekatan bukan hanya sekedar desain modular WAN dan LAN pada lapisan core, distribusi, dan akses. Arsitektur ini membagi jaringan berdasarkan fungsional dan modulnya. Area dan modul dari Cisco Enterprise Arhitecture ini adalah :
  • Enterprise campus area
  • Enterprise data center module
  • Enterprise branch module
  • Enterprise teleworker module
Cisco Enterprise Arhitecture Model ini mempertahankan konsep dari komponen distribusi dan akses untuk konektivitas dari user, layanan WAN, dan server farms melewati jaringan backbone yang sangat cepat. Pendekatan modular di dalam desain dibutuhkan sebagai petunjuk seorang arsitek jaringan. Di dalam jaringan yang kecil, tiap lapisan dapat menyatu menjadi satu lapisan, bahkan hanya menggunakan sebuah perangkat dengan fungsi yang sama.


Gambar 4-1 Cisco Enterprise Architecture Model
Seperti yang terlihat pada gambar di atas, enterprise campus area memiliki campus infrastructure yang terdiri dari core, distribusi, akses, dan data center module. Enterprise edge area terdiri dari internet, e-commerce, Virtual Private Network (VPN), dan modul WAN yang menghubungkan enterprise dengan fasilitas service provider. Service Provider (SP) edge area menyediakan internet, Public Switched Telephone Network (PSTN), dan layanan WAN untuk enterprise.
Enterprise Campus Module
Enterprise campus terdiri dari beberapa sub-modul :
  • Campus core
  • Building distribution
  • Building access
  • Server farms/data center
enterprise campus 
Gambar 4-2 Enterprise Campus Model
Campus infrastructure terdiri dari campus core, building distribution, dan building access layer. Campus core menyediakan switched backbone berkecepatan tinggi diantara building, menuju server farm dan enterprise edge. Selain itu campus core juga menyediakan redudansi dan konektivitas yang fast-convergent. Building distribution melakukan agregasi terhadap semua switch akses dan melakukan kontrol akses, QoS, redudansi rute, dan load-balancing. Building access menyediakan akses VLAN, PoE untuk IP phone, dan wireless access point, mengurangi broadcast, dan spanning tree.
Server farm atau data center menyediakan akses berkecepatan tinggi dan ketersediaan yang tinggi beserta redudansinya untuk tiap server. Server perusahaan seperti file dan print server, server aplikasi, server email, Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP), dan Domain Name System (DNS) , ditempatkan ke dalam server farm.
Enterprise Edge Area
Enterprise edge terdiri dari beberapa sub-modul :
  • E-commerce networks and servers
  • Internet connectivity and demilitarized zone (DMZ)
  • VPN and remote access
  • Enterprise WAN
enterprise edge 
Gambar 4-3 Enterprise Edge Module
E-Commerce Module
Menyediakan ketersediaan jaringan yang tinggi untuk layanan bisnis. Desain ketersediaan yang tinggi dari server farm module dengan menggunakan konektivitas internet dari internet module. Perangkat yang berada di dalam e-commerce submodule termasuk :
  • Web and application servers : interface user utama untuk melakukan navigasi pengaturan.
  • Database servers : berisi aplikasi dan informasi transaksi.
  • Firewall and firewall routers : mengatur komunikasi antar pengguna di dalam sistem
  • Network intrusion prevention systems (IPS) : menyediakan pemantauan di setiap segmen jaringan untuk mendeteksi dan merespon penyerangan yang terjadi di dalam jaringan.
  • Multilayer switch with IPS modules : menyediakan transportasi traffic dan integrasi pemantauan keamanan.
Internet Connectivity Module
Memberikan layanan seperti public servers, email, dan DNS. Konektivitas ke satu atau beberapa Internet Service Provider (ISP) juga disediakan. Komponen termasuk di dalam submodule :
  • Firewall and firewall routers : memberikan perlindungan dari resources, filtering, dan terminasi VPN dari remote site dan users.
  • Internet edge routers : menyediakan basic filtering dan multilayer connectivity.
  • FTP and HTTP servers : menyediakan interface aplikasi web enterprise via internet publik.
  • SMTP relay servers : bertindak sebagai relay antara internet dengan intranet mail server.
  • DNS servers : digunakan sebagai server DNS eksternal otoritatif enterprise dan sebagai relay request dari permintaan internal menuju internet.
internet multihoming 
Gambar 4-4 Internet Multihoming Options
VPN/Remote Access
Memberikan layanan sebagai terminasi dari akses remote, termasuk otentikasi bagi pengguna yang mengakses dari jarak jauh. Komponen termasuk di dalam submodule :
  • Firewall : menyediakan filtering dari traffic, otentikasi dari remote sites, dan konektivitas menggunakan IPsec tunnels.
  • Dial-in access concentrators : terminasi dari koneksi dial-in dan otentikasi dari pengguna individu.
  • Cisco Adaptive Security Appliance (ASA) : terminasi dari IPsec tunnels dan otentikasi dari pengguna individu, dan menyediakan firewall serta layanan pencegahan instrusi.
  • Network intrusion prevention system (IPS) appliances
vpn 
Gambar 4-5 VPN Architecture
Enterprise WAN
Enterprise edge dari enterprise WAN, termasuk ke dalam akses dari WAN itu sendiri. Berikut ini teknologi dari WAN :
  • Multiprotocol Label Switching (MPLS)
  • Metro Ethernet
  • Leased lines
  • Synchronous Optical Network (SONET) and Synchronous Digital Hierarchy (SDH)
  • PPP
  • Frame Relay
  • ATM
  • Cable
  • Digital subscriber line (DSL)
  • Wireless
wan 
Gambar 4-6 WAN Module
Berikut ini practice yang dapat digunakan untuk mendesain enterprise edge :
  • Tentukan koneksi yang dibutuhkan perusahaan untuk menghubungkan jaringan perusahaan ke internet.
  • Buatlah modul e-commerce bagi pelanggan dan mitra yang membutuhkan akses internet untuk kebutuhan bisnis dan aplikasi database.
  • Desain modul remote access/VPN untuk akses ke jaringan internal dari internet. Tentunya dengan menerapkan kebijakan (policy) keamanan dan pengaturan paramater otentikasi serta otorisasi.
  • Memastikan edge memiliki koneksi permanen untuk ke kantor cabang.
Service Provider Edge Module
SP edge module, terdiri dari layanan yang meliputi :
  • Internet services
  • PSTN services
  • WAN services
wan sp 
Gambar 4-7 WAN/Internet SP Edge Module
Perusahaan menggunakan SP untuk layanan jaringannya. ISP menawarkan akses ke internet untuk perusahaan. ISP dapat merutekan jaringan perusahaan untuk menuju ke jaringan mereka dan meneruskannya ke jaringan internet. Untuk layanan suara, penyedia PSTN memungkinkan pengguna melakukan dial-up mengakses ke jaringan perusahaan melalui analog atau jaringan seluler.
Remote Modules
Remote modules dari model Cisco Enterprise Architectures terdiri dari enterprise branch, enterprise data center, dan enterprise teleworker modules.
  • Enterprise Branch Module : biasanya terdiri dari remote office dan sales office. Cabang ini bergantung pada layanan WAN dan aplikasi yang disediakan oleh kantor pusat. Sebagai alternatif, menggunakan WAN teknologi MPLS untuk layanannya, menghubungkan dari cabang ke kantor pusat.
enterprise branch 
Gambar 4-8 Enterprise Branch Module
  • Enterprise Data Center Module : menggunakan jaringan untuk meningkatkan server, storage, dan aplikasi. Kantor pusat menyediakan pemulihan bencana dan kelangsungan layanan bisnis untuk perusahaan. Komponen data center meliputi network infrastructure, interactive services, dan DC management.
  • Enterprise Teleworker Module : terdiri dari kantor kecil atau pengguna mobile yang membutuhkan akses layanan ke perusahaan. Pengguna dapat terhubung dari rumah, hotel, atau lokasi lain dengan cara menggunakan dial-up atau jalur akses internet dengan VPN.
teleworker 
Gambar 4-9 Enterprise Teleworker Solution

 


Popular Posts

Recent Posts

Pages

Blog Archive

Powered by Blogger.